“Catatan Pendakian Ke Gunung Merapi”

4 06 2010

Disaat mengalami kepenatan bekerja di Bogor yang hampir setiap hari hujan ini tiba2 saat aku sedang online di jejaring sosial facebook, ada salah satu senior (kang Zam’95) mengajak untuk mendaki ke Gunung Merapi. Begitu mendengar kata Merapi rasanya aku langsung tergoda akan udaranya yang dingin dan pesona alamnya yang unik. Bagiku Merapi memang tidak ada habis-habisnya menawarkan cerita menarik, dimulai dari alam berbukit dengan kontur2 nya yang indah dan berliku-liku hingga cerita-cerita legenda yang menyelimutinya.

Beberapa hari setelah itu aku langsung mengajak kawan-kawan  Makupella dan hingga pada hari pelaksanaan hanya ada 3 orang saja yang siap perang menuju Merapi, yaitu Kipli yang sekarang bekerja sebagai tukang gambar di Surabaya, dan juga Abas dan Hambib yang sampai sekarang masih berjuang mati-matian mnyelesaikan tugas akhirnya di ATK. Carrier, pakaian ganti, kacamata hitam, kaos tangan, sepatu, sleeping bag, senter, survival kid, jaket, bandana, dan tentunya legging hitam andalan sudah masuk dalam list peralatan pribadiku.Genk Kocok

Waktu pelaksanaan sempat mundur yang awalnya berangkat 13-14 Mei 2010 menjadi 28-29 Mei 2010 dikarenakan kesibukan dunia perburuhan yang begitu padat sehingga sulit untuk mendapatkan cuti. Waktu pun berlalu dan akhirnya tiba pada saatnya pada hari pelaksanaan. Di mulai dari Bogor aku berangkat sendiri sore hari menuju Jogjakarta menggunakan kereta rakyat kelas ekonomi dengan penumpangnya yang berkumpul penuh sesak. Cukup dengan mengeluarkan 35.000 kita bisa sampai Jogja dan mendapatkan pengalaman yang berharga pula. Di kereta ini kalian bisa tahu lebih dekat rakyat Indonesia sesungguhnya dan di kereta ini pula kalian bisa menguji kesabaranmu sendiri ketika kita melihat nenek-nenek tua atau pun ibu membawa anak nya yang sedang berdiri karena tidak mendapatkan tempat duduk sedangkan kita diam dan duduk manis hanya melihatnya. Yang pasti semua ada disini, mulai dari air, rokok, makanan sampai jualan pulsa sekalipun. Keesokan harinya aku pun sampai Stasiun Lempuyangan Jogjakarta dan langsung menuju rumah tercinta untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Read the rest of this entry »