Kuliah alam di Gunung api purba Nglanggeran, Belajar tentang Peta dan Kompas

Jum’at, 10 Juni sampai dengan Minggu 12 Juni 2011 kemarin, anggota Makupella mengadakan latihan navigasi darat di Nglanggeran. Nglanggeran adalah salah satu desa yang berada dipinggiran wilayah kabupaten Gunung kidul, kira-kira berjarak kurang lebih 20 kilometer dari jantung kota Jogjakarta. Di desa tersebut terdapat sebuah Gunung api purba yang biasa digunakan untuk berbagai macam aktifitas outdoor. Kegiatan itu sendiri merupakan rangkaian pendidikan bagi anggota muda Makupella untuk mencapai status anggota biasa. Navigasi darat merupakan salah satu ilmu dalam kegiatan alam bebas yang mempelajari tentang bagaimana mengarahkan suatu perjalanan dengan baik,  termasuk penggunaan peta dan kompas.

Jum’at, 10 Juni 2011

Selepas adzan maghrib beberapa anggota sudah berkumpul disekretariat lengkap dengan perbekalan yang diperlukan dalam kegiatan selama 2 hari kedepan. Suara-suara berisik memenuhi isi ruang secretariat yang tampak masih berantakan dijejali peralatan perjalanan, carier, tenda, alat masak, dsb. Sambil menunggu beberapa rekan yang mungkin masih sibuk menyiapakan bekal pribadi dan belum sempat datang, yang lain melakukan checking kelengkapan alat.

21.00 wib

Semua perbekalan sudah selesai dipacking ke dalam carier yang tampak lusuh, bekas-bekas kotoran, juga sobekan-sobekan kecil tampak begitu jelas.

Malam ini rencananya 11 orang akan berangkat menuju Nglanggeran dengan berkendara 6 motor, sedangkan beberapa rekan akan menyusul esok pagi. Personil yang berangkat malam ini semua telah berkumpul dan langsung melakukan briefing keberangkatan, yang dipimpin oleh Koordinator operasional Makupella, Zaenal arifin. Sedangkan anggota yang lain adalah Tohar, I Gede, Bagas, Wakhid, Ozi, Sri Mayani, didampingi Dadang, Udin, Chici dan Icha. Empat orang yang rencananya akan menyusul, yaitu Abimanyu, Diah, Maman, serta Tommi.

Sabtu, 11 Juni 2011

Pagi di Nglanggeran udaranya begitu dingin, usai mencuci muka untuk menyegarkan badan, persiapan untuk latihan hari inipun segera kami lakukan.

Personil dibagi menjadi dua kelompok untuk memudahkan dalam pemberiann materi, yang masing-masing didampingi oleh Dadang dan udin selaku pendamping lapangan. Nglanggeran yang terdiri dari hutan, perbukitan, serta lembah-lembah yang menonjol memang cukup ideal untuk belajar navigasi darat. Meskipun wilayahnya tidak terlalu luas, tetapi karena bentang alamnya yang berupa dataran rendah dan dataran tinggi berhias pepohonan lebat menjadikannya cukup menarik untuk dijelajahi. Latihan hari ini kami lakukan menyisir di lereng sebelah barat dari puncak tertinggi di Nglanggeran. Jadwal latihan di mulai pagi jam 09.00 wib dan berakhir sore hari hingga jam 16.00 wib.

Minggu, 12 Juni 2011

Matahari belum juga Nampak jelas, kami sudah mulai bangun dan mempersiapkan diri untuk latihan hari ini. Rencananya pagi ini kami akan melakukan navigasi dari atas perbukitan yang lebih tinggi, hal ini dilakukan agar seluruh medan dapat tampak lebih jelas. Dengan begitu akan lebih mudah untuk mengenali tanda-tanda bentang alam yang ada. Jalur tracking menuju atas bukit cukup terjal dan berbatu, jalur inilah yang biasanya dipakai oleh para pengunjung yang datang untuk menikmati pemandangan, seperti akhir pekan kali ini. Dari atas perbukitan menuju puncak Gn.Nglanggeran hampir seluruh daerah di sekitar dapat terlihat, pemukiman penduduk, jalan raya, ladang, sungai-sungai kecil tampak begitu tenang dan teduh. Sebuah anugerah Tuhan yang semestinya dapat kita jaga, semoga. .

“Sebuah Negara tidak akan pernah kekurangan seorang pemimpin apabila anak mudanya sering bertualang ke hutan, gunung, dan lautan” (Sir Henry Dunant)

oleh : Tommi Nasrul- 072/VII/MKPL/07