Menyongsong Pagi di “Buri Omah Cave”

1 08 2011

08-10 Januari 2011

Hari itu tiba-tiba ada sms masuk dari seorang teman yang rindu untuk melakukan kegiatan penelusuran goa. Karena ternyata dia juga memiliki kesamaan, sama-sama beberapa bulan ini tidak kelapangan. Hanya untuk melepas rindu dan ngombrol-ngobrol tentang materi atau perkembangan terbaru tentang kegiatan Caving.

Akhirnya sore itu aku putuskan untuk berangkat, bermodalkan sepeda motor pinjaman dari seoarang teman serta daypack kecil “si biru” kesayangan yang berisi bahan logistik, pakaian, serta 1 set alat “single rope tecknik”. Berangkatlah aku menuju kampus tua dan paling besar di Yogyakarta (UGM). Dalam rencana yang berangkat malam itu ada enam orang, akan tetapi karena berbagai kesibukan yang bisa berangkat pada waktu itu hanyalah dua orang, Aku sendiri dan seorang anak dari Mapala Vetpagama (fakultas kedokteran hewan UGM) Erni”Jepat” namanya. Lama aku menunggu dia menyiapkan peralatan yang di butuhkan di depan Sekret Vetpagama, karena pada waktu itu juga sedang di adakan rapat koordinasi buat persiapan diklatsar mereka. Akhirnya sekitar pukul 10.00 malam kami pun berangkat.

Di perjalanan menuju “Kawasan Karst Gunung Sewu” rasanya jalanan terasa sunyi tidak seperti biasanaya, di awali dari tanjakan bukit bintang daerah Patuk kami rasa sepeda motor yang lewat hanyalah yang kami tunggangi. Mobil-mobil yang biasanya cukup ramai juga haya beberapa yang kami jumpai. Setelah masuk kawasan hutan Wanagama barulah kami sadar, ternyata malam itu adalah malam jum’at. Pantaslah agak begitu sepi jalanan, setelah memasuki Wonosari kota kami berhenti untuk sekedar mencari warung makan, mengisi perut yang lapar karena dari siang belum terisi. Nasi goreng dan segelas teh hangat rasanya nikmat sekali pada watku itu, mungkin karena terlalu lapar juga.

Setelah selesai mengisi perut lapar kamipun melanjutkan perjalanan kembali menuju daerah Semanu, memasuki daerah menuju Luweng Jomblang makin terasa sepinya jalanan dikala malam itu. Sekitar jam 12.00 malam kami sampai di tempat teman kami. Kami menemui Mas Danang dan Mas Nafik. Setelah ngobrol sebentar kami langsung memutuskan untuk istirahat.

Esok harinya kami berbincang-bincang sambil menunggu teman kami Viter”Napi” dari Mapala KAPAKATA (INSTIPER Yogyakarta). Sekitar jam 09.00 pagi dia pun datang, akan tetapi karena beliau akan melakukan suvei beberapa tebing dan goa untuk pendidikan adik angkatan mereka jadinya tidak bisa ikut bersama kami.Karena hari itu hari Jum’at aku dan Mas Nafikpun melakukan shalat jum’at  di masjid arah pertiggan dari Luweng Jomblang menuju rumah Pak Brewok.

Setelah itu kami berkumpul di pendopo, karena cuaca sedang tidak lage bersahabat. Rencana explore goa pun di tunda menjadi esok harinya. Malam hari itu kami isi dengan berbicang-bincang sambil masak, bertepatan juga dengan hari persahabatan sedunia. Kami abadikan moment tersebut dalam sebuah foto, mencoba tecknik siluet dengan cahaya dari api perapian. Tidak terasa malampun beranjak larut, kami pun akhirnya memutuskan untuk istirahat.

Paginya selesai shalat shubuh, karena mengejar pagi agar badan masih f it dan bugar. Setelah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, beserta logistik tentunya. Kami berangkat menuju Goa Buri Omah, dua raungan sepeda motor memecah keheningan pagi itu. Setelah melewati jalanan dengan bebatuan terjal, licin, dan becek akhirnya kami menjumpai telaga sebagai tanda medan keberadaan mulut goa atau biasa disebut “entrance” di kalangan para penggiat penelusur goa. Dari kesemua personil yang akan masuk Goa Buri Omah belumlah ada yang pernah ke goa tersebut. Jadi bisa di bilang explore bareng-bareng. Alatpun kami siapkan, ternyata setelah masuk goa tersebut bisa di telusuri dengan tecknik yang dikenal “Climb Down” teknik turun dalam system pemanjatan , “Traverse” gerakan ke samping mencari jalan atau pengaman, “Chimney” teknik pemanjatan dengan tumpuan dua dinding tebing atau rekahan yang bisa di masuki orang. Jadi alat dan teknik “Single Rope Tecknik” tidak terpakai dalam penelusuran waktu itu.

Setelah sekitar 200 meter menuruni lorong yang berkelok kami menemukan “Chamber”  ruangan besar dalam goa.  Karena selanjutnya goa tersebut merupakan aliran sungai bawah tanah, dengan bermodalkan pelampung kami mencoba untuk menelusurinya kearah “Down Stream” penelusuran goa dengan mengikuti arah air mengalir . Alirannya cukup deras, sangat terasa saat kami mencoba menyeberangi aliran sungai tersebut untuk melihat lorong berikutnya. Walaupun agak begitu susah untuk melewati arus air, akhirnya kami sampai pada “Sump” akhir lorong aktif dari goa yang menyerupai pool. Sungguh miris melihatnya karena banyak sekali tumpukan sampah yang terbawa dan mengendap disana. Karena mungkin pemahaman masyarakat sekitar yang masih kurang peduli akan lingkungan, di tandai dengan membuang sampah pada aliran sungai. Walaupun begitu melihat bentukan goa yang seperti itu bukan tidak mungkin jika nanti airnya bisa di manfaatkan oleh penduduk sekitar. Hanya membutuhkan uji kelayakan dan cara mengambilnya dengan metode seperti apa…??? Mungkin itu hanya pertanyaan dalam benak sendiri yang harus dicari jawabannya.  🙂  heee…

Setelah beberapa lama mengabadikan moment di sump, kami pun memutuskan untuk kembali karena waktu sudah menunjukan jam 08.00 pagi. Setelah melewati kembali lorong yang kami lewati tadi akhirnya kami bisa melihat cahaya kehidupan dan menghirup udara pagi. Setelah itu kami sempat duduk di dekat telaga, sekedar untuk membersihkan peralatan dan badan tentunya. Indah rasanya pemandangan di kala itu, pagi hari di kawasan karst, melihat awal dari kesibukan-kesibukan masyarakat sekitar. Sungguhlah cara mengisi waktu libur yang menyenangkan, bebeda dengan kebanyakan orang, kemana lagi kah langkah ini menulis dan menorehkan kisahku….??? 🙂 hehehe… kawasan Karst Gunung Sewu memang mengundang minat banyak hati, dengan mistik dan panorama yang di suguhkan oleh ratusan goanya….

red_091_

 “Sunyi, sepi & gelap memberikan arti sebuah ketenangan”


Actions

Information

One response

1 08 2011
Mans Si MaUng GaLuh

Sump, yang kotor dan penuh sampah… Memang tak terlupakan, menyimpan sebuah kenangan tersendiri…. 🙂 hehe…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s




%d bloggers like this: